10 KERUSAKAN TERPARAH Menurut Sayyidina Utsman bin 'Affan
Selasa, 15 Januari 2019
Kerusakan adalah hal yang tidak diinginkan oleh semua makhluk hidup, tapi ada juga kerusakan yang perlu dilakukan untuk menyelesaikan suatu masalah, dan juga kerusakan malah membuat kerugian pada apa yang terjadi dalam kerusakan tersebut, berikut 10 kerusakan terparah menurut Sayyidina utsman bin 'Affan
1. Seorang alim yang tidak lagi dijadikan rujukan, maka para santri harus lebih aktif menyuarakan kebenaran dari pengetahuan yang shahih bersanad dari kitab2 mu'tabarah, baik melalui mimbar, buletin, medsos, cafe2 ataupun warung kopi2 cangkru'an.
2. Ilmu yang tidak diamalkan, sebuah hal yang naif saat santri ataupun cendekia kehilangan semangat menularkan pengetahuan dan pengalaman yang dimiliki untuk kemajuan masyarakatnya. Kesibukan dalam pekerjaan memaksanya untuk meletakkan semua itu, bahkan mengamalkan ilmunya untuk diri sendiri kian berat.
3. Gagasan, ide atau pendapat benar yang diabaikan. Hal ini akan terjadi saat kalangan mayoritas yang dikuasai kepentingan atau kebodohan menguasai forum. Maka pendapat mayoritas tidak akan selalu benar, maka kembalikan kepada hati nurani masing2.
4. Senjata yang tidak dimanfaatkan. Saat alutista, persenjataan (baik yang soft atau yang hard) tidak lagi dimanfaatkan untuk berlatih, pertanda negara rentan disusupi musuh dan diusik kedaulatannya. Maka latihan2 perang fisik atau psikologis harus menjadi agenda utama negara.
5. Masjid yang tidak digunakan untuk shalat. Hari ini bisa kita saksikan, bagaimana masjid menjadi tempat yang nyaman untuk beristirahat bahkan bersenda gurau, namun menjadi tempat yang berat dikunjungi untuk kontinyu shalat berjamaah. Kebanggaan hanya saat membangun dan merehabnya, namun tidak saat harus beribadah.
6. Mushaf yang tidak dibaca, maka hendaknya tempatkan Al Quran di tempat2 yang kita biasa beraktifitas, sehingga lebih terjangkau untuk dibaca. Jangan tempatkan di almari2 atau tempat yang malas untuk menjangkaunya. Dengan demikian, kita berusaha dawam wudlu (melanggengkan wudlu) dan paling tidak membersihkan tempat tersebut.
7. Harta yang tidak didermakan, sifat bakhil dan pelit akan berimbas pada kehidupan sosial. Interaksi sosial dengan kanan kiri akan rikuh dan kecemburuan sosial akan berimbas kepada kejahatan merajalela.
8. Kendaraan yang tidak difungsikan, coba kita perhatikan bagaimana masyarakat kita yang cenderung menggunakan kendaraan pribadi dari transportasi umum. Sehingga terjadi kemacetan, polusi dan kemubadziran anggaran untuk transportasi.
9. Ilmu zuhud atau kesederhanaan (mengambil secukupnya) pada diri seseorang yang berambisi meraup duniawi. Banyak kaum agamawan dan cendekiawan yang seharusnya menjadi teladan kesederhanaan, berambisi memakan harta negara atau harta aghniya untuk kepentingan pribadi.
Kata Rasulullah:
من ازداد في العلم رشدا فلم يزدد في الدنيا زهدا لم يزدد من الله الا بعدا
"Barangsiapa bertambah petunjuk ilmu pada dirinya, lalu sikap zuhudnya tidak kian bertambah. Maka ia hanya semakin kauh dari Allah".
10. Umur panjang yang tidak digunakan menambah bekal meniti jalan menuju akhirat.