Kisah Nabi Idris As
Sabtu, 12 Januari 2019
Nabi Idris adalah orang pertama yang menjahit pakaian dan memakai jarum. Apabila menjahit, dalam setiap tusukan jarum dia bertasbih kepada Allah. Apabila lupa, jahitannya yang tidak disertai dengan tasbih kepada Allah dia udar kembali. Dia adalah orang yang tidak mau makan kecuali dari hasil usahanya. Dia suka menjahit milik orang dengan mendapatkan upah dan dia adalah orang yang pertama kali membuat takaran.
Dikatakan bahwa, sebelum zaman Idris, manusia memakai kain tanpa dijahit. Setelah Idris menciptakan jahitan dan menjahitnya, orang-orang menganggapnya bagus, dan mereka pun ikut menggunakan bahan pakaian yang dijahit.
Nabi Idris Pergi Ke Surga
- Diriwayatkan bahwa Malaikat Maut meminta izin kepada Tuhannya untuk berziarah kepada Idris. Dia diizinkan, lalu datang kepada Idris dlaam rupa seorang laki-laki. Idris bertanya kepadanya, “Hai laki-laki, siapa engkau?” Laki-laki itu menjawab, “Aku adalah Malaikat Maut; aku telah meminta izin kepada Tuhanku untuk berziarah kepadamu, maka berikanlah aku izin untuk itu!” Idris berkata kepadanya, “Sesungguhnya aku mempunyai satu keperluan kepadamu.” Dia bertanya, “Apa keperluanmu itu?” Idris menjawab, “Cabutlah nyawaku saat ini!” Malaikat Maut berkata, “Sesungguhnya Tuhanku belum mengizinkanku untuk melakukan itu.”
- Pada waktu itu, Allah mewahyukan kepada Malaikat Maut, “Sesungguhnya Aku mengetahui apa yang ada dalam benak hamba-Ku; cabutlah ruhnya!” Karena telah mendapatkan izin, maka pada waktu itu juga dia mencabut ruhnya. Akan tetapi, kemudian Allah menghidupkannya lagi ketika itu juga. Idris berkata, “Hai Malaikat Maut, aku masih punya permintaan yang lain.” Dia menjawab, “Apa itu?” Idris berkata, “Bawalah aku ke neraka Jahannam agar aku bisa melihat kengeriannya!” Allah mengizinkan Malaikat Maut untuk melakukan perjalanan itu. Maka, dibawalah Idris oleh Malaikat Maut datang ke malaikat penjaga neraka.
- Allah memerintahkan kepada malaikat penjaga neraka, “Letakkanlah hamba-Ku di pinggir Jahannam agar dia bisa melihat apa yang terdapat di dalamnya.” Setelah Idris berada di sana dan melihat isi Jahannam, dia pingsan karena melihat kengeriannya. Lalu Malaikat Maut menghampirinya dan membawanya lagi ke tempat asalnya. Semenjak melakukan perjalanan ke neraka Jahannam tersebut, dari mulai hari itu Idris tidak memakai cela di matanya menjelang tidur, tidak bersenang-senang dengan makanan yang enak-enak dan minuman yang lezat, dan tidak memiliki tempat tinggal yang tetap karena kengerian yang pernah dia lihat.
(1). Idris mencurahkan diri beribadah kepada Allah dan menikah dengan seorang wanita yang kemudian mengandung anak laki-laki. Setelah anak itu terlahir, dia diberi nama Matusyilakh dan cahaya yang ada di kening Idris pindah ke kening anaknya. Setelah anak itu besar dia diberi wasiat oleh Idris; diserahi suhuf, tali, dan tabut; dan dia diwasiati agar membaca suhuf dan selalu mendirikan shalat. Idris berkata kepadanya, “Hai anakku, aku akan naik ke langit. Aku tidak tahu apakah akan kembali atau tidak. Maka, terimalah dariku apa yang akan kuwasiatkan kepadamu.”
- .
- Kemudian Idris masuk ke mihrabnya dan meminta kepada Allah agar diperlihatkan surga seperti Dia telah memperlihatkan neraka. Atas permintaan Idris tersebut, Allah memerintahkan kepada Ridhwan, malaikat penjaga surga, untuk menurunkan sebuah tangkai dari surga. Maka, Ridhwan menurunkan tangkai dari pohon Thuba. Kemudian Idris berpegang ke tangkai itu dan naik ke langit. Lalu Ridhwan memasukkannya ke dalam surga. Idris melihat nikmat-nikmat yang ada di sana. Setelah cukup lama berada di dalam surga, Ridhwan berkata kepadanya, “Silakan keluar! Engkau telah melihat surga dan isinya.”
- Idris berkata, “Aku tidak akan keluar. Allah berfirman: Tiap-tiap yang berjiwa akan merasakan mati (QS Ali ‘Imran [3]: 185, QS Al-Anbiyaa’ [21]: 35, QS Al-‘Ankabuut [29]: 57), dan aku telah merasakannya. Dia pun berfirman: Dan tidak ada seorang pun darimu, melainkan mendatangi neraka itu (QS Maryam [19]: 71), dan aku pernah mendatanginya. Dan Dia juga berfirman: Dan mereka sekali-kali tidak akan dikeluarkan darinya (surga) (QS Al-Hijr [15]: 48), maka aku tidak akan keluar dari surga.” Maka, Allah mewahyukan kepada Ridhwan, “Katakanlah kepada hamba-Ku, Idris, hendaklah dia jangan keluar dari surga untuk selama-lamanya.”
- (2). Wahab bin Munabbih mengatakan, Idris telah naik ke langit ketika dia berumur 365 tahun. Ibnu al-Jauzi mengatakan bahwa Idris dan Isa bin Maryam hidup di langit. Terkadang Idris berada di langit keempat untuk beribadah kepada Allah di langit dan terkadang bersenang-senang di surga.
Allah berfirman: Dan ceritakanlah (hai Muhammad kepada mereka, kisah) Idris (yang tersebut) di dalam al-Qur’an. Sesungguhnya dia adalah seorang yang sangat membenarkan dan seorang nabi. Dan Kami mengangkatnya ke martabat yang tinggi. (QS Maryam [19]: 56-57)
Dikutip dari Instagram @syeikh.khalil
(Sumber : Kisah Penciptaan dan Tokoh-tokoh Sepanjang Zaman, diterjemahkan oleh Abdul Halim, Bandung: Pustaka Hidayah, Cet. I, Oktober 2002, hal. 102-108)