KISAH WANITA YG KEMATIANNYA DISAMBUT PARA MALAIKAT.

milansari27/pixabay.com

Kisah ini mungkin telah sering kita dengar. Namun, sekedar mengingatkan kembali tentang perjuangan wanita mulia ini, semoga dpat mengembalikan ghirah kita untuk jga bisa menteladani beliau, wanita yg berhati baja.


Nusaibah Binti Ka’ab r.ha, namanya tercatat dlm tinta emas penuh kemuliaan. Bahkan kematiannya mengundang ribuan malaikat untuk menyambutnya.

Hari itu Nusaibah sedang berada di dapur. Suaminya, Said sedang beristirahat di bilik tempat tidur. Tiba2 terdengar suara gemuruh bagaikan gunung-gunung batu yang runtuh. Nusaibah menerka, itu pasti tentara musuh. Memang, beberapa hari ini ketegangan memuncak di kawasan Gunung Uhud. Dengan bergegas, Nusaibah meninggalkan apa yang sedang dilakukannya dan masuk ke bilik. Suaminya yg sedang tertidur dengan halus dan lembut dikejutkannya.

Suamiku tersayang, Nusaibah berkata, aku mendengar pekik suara menuju ke Uhud. Mungkin orang2 kafir tlah menyerang.

Said yg masih belum sadar sepenuhnya, tersentak. Dia menyesal mengapa bukan dia yg mendengar suara itu. Malah isterinya. Dia segera bangun dan mengenakan pakaian perangnya. Sewaktu dia menyiapkan kuda, Nusaibah menghampiri. Dia menyodorkan sebilah pedang kepada Said.

Suamiku, bawalah pedang ini. Jangan pulang sebelum menang.

Said memandang wajah isterinya. Setelah mendengar perkataannya itu, tak pernah ada keraguan padanya untuk pergi ke medan perang. Dengan sigap dinaikinya kuda itu, lalu terdengarlah derap suara langkah kuda menuju ke utara Said langsung terjun ke tengah medan pertempuran yg sedang berkecamuk. Di satu sudut yg lain, Rasulullah melihatnya dan tersenyum kepadanya. Senyum yg tulus itu semakin mengobarkan keberanian Said.

Di rumah, Nusaibah duduk dengan gelisah. Kedua anaknya, Amar yg baru berusia 15 tahun dan Saad yg dua tahun lbh muda, memperhatikan ibunya dengan pandangan cemas. Ketika itulah tiba2 muncul seorang penunggang kuda yg nampaknya sangat gugup.

Ibu, salam dari Rasulullah saw  berkata si penunggang kuda, Suami Ibu, Said baru sahaja gugur di medan perang. Beliau syahid..

Nusaibah tertunduk sebentar,  “Inna lillah…..” gumamnya, Suamiku telah menang perang. Terima kasih, ya Alloh swt 

Setelah pemberi kabar itu meninggalkan tempat, Nusaibah memanggil Amar. Ia tersenyum kepadanya di tengah tangis yang tertahan,

Amar, kaulihat Ibu menangis?.. Ini bukan air mata sedih mendengar ayahmu telah Syahid. Aku sedih karena tidak memiliki apa2 lgi untuk diberikan pagi para pejuang Nabi. Maukah engkau melihat ibumu bahagia?.

Amar mengangguk. Hatinya berdebar-debar. Ambillah kuda di kandang dan bawalah tombak. Bertempurlah bersama Nabi hingga kaum kafir terhapus,,

Mata Amar bersinar-sinar. Terima kasih, Ibu. Inilah yg aku tunggu sejak dari tadi. aku ragu, seandainya Ibu tdk memberi peluang kepadaku untuk membela agama Alloh swt 

Putera Nusaibah yang berbadan kurus itu pun terus menderapkan kudanya mengikut jejak sang ayah. Tdk terlihat ketakutan sedikitpun dlm wajahnya. Di hadapan Rasulullah, ia memperkenalkan diri.

Ya Rasulullah, aku Amar bin Said. aku datang untuk menggantikan ayahku yg tlah gugur. Rasul dengan terharu memeluk anak muda itu. Engkau adalah pemuda Islam yang sejati, Amar. Alloh memberkatimu….

Hari itu pertempuran berlalu cepat. Pertumpahan darah berlangsung hingga petang. Pagi2 seorang utusan pasukan Islam berangkat dari perkemahan di medan tempur, mereka menuju ke rumah Nusaibah.

Setibanya di sana, wanita yg tabah itu sedang termangu-mangu menunggu berita, ada kabar apakah gerangan?.. serunya gemetar ketika sang utusan belum lgi membuka suaranya, Apakah anakku gugur?..

Utusan itu menunduk sedih, Betul….

“Inna lillah….” Nusaibah bergumam kecil. Ia menangis.

Kau berduka, ya Ummu Amar?..

Nusaibah menggeleng kecil. Tdk, aku gembira Hanya aku sedih, siapa lgi yg akan kuberangkatkan? Saad masih kanak2

Mendengar itu, Saad yg sedang berada tepat di samping ibunya, menyela, Ibu, jangan remehkan aku. Jika engkau izinkan, akan aku tunjukkan bahawa Saad adalah putera seorang ayah yg gagah berani..

Nusaibah terperanjat. Ia memandang puteranya. Kau tdk takut, nak?..

Saad yang sudah meloncat ke atas kudanya menggeleng, yakin. Sebuah senyum terhias di wajahnya. Ketika Nusaibah dengan besar hati melambaikan tangannya, Saad hilang bersama utusan tentara itu.

Di arena pertempuran, Saad betul-betul menunjukkan kemampuannya. Pemuda berusia 13 tahun itu telah banyak menghempaskan nyawa orang kafir. Hingga akhirnya tibalah saat itu, yakni ketika sebilah anak panah menancap di dadanya. Saad tersungkur mencium bumi dan menyerukan, Allahu Akbar!..

Kembali Rasulullah memberangkatkan utusan ke rumah Nusaibah. Mendengar berita kematian itu, Nusaibah meremang bulu tengkuknya.
“Hai utusan,” ujarnya, “Kau saksikan sendiri aku sudah tidak memiliki apa-apa lagi. Hanya masih tersisa diriku yang tua ini. Untuk itu izinkanlah aku ikut bersamamu ke medan perang.

Sang utusan mengerutkan keningnya. Tpi engkau wanita, ya Ibu….

Nusaibah tersinggung, engkau meremehkan aku karena aku wanita?.. Apakah wanita tdk ingin pula masuk ke Syurga melalui jihad?..

Nusaibah tdk menunggu jawaban dari utusan tersebut. Ia bergegas menghadap Rasulullah saw  dengan mengendarai kuda yg ada.

Tiba di sana, Rasulullah mendengarkan semua perkataan Nusaibah. Setelah itu, Rasulullah pun berkata dengan senyum.

“Nusaibah yang dimuliakan Allah. Belum masanya wanita mengangkat senjata. Untuk sementara engkau kumpulkan saja obat2tan dan rawatlah tentara yg terluka Pahalanya sama dengan yg bertempur..

Mendengar penjelasan Nabi demikian, Nusaibah pun segera menenteng obat2tan dan berangkatlah ke tengah pasukan yg sedang bertempur.

Dirawatnya mereka yg mengalami luka2 dengan cermat. Pada suatu saat, ketika ia sedang menunduk dan memberi minum seorang prajurit muda yg luka tiba2 rambutnya terkena percikan darah. Nusaibah lalu memandang. Ternyata kepala seorang tentara Islam tergolek, tewas terbabat oleh senjata orang kafir.

Timbul kemarahan Nusaibah menyaksikan kekejaman ini.

Apalagi ketika dilihatnya Rasulullah terjatuh dari kudanya akibat keningnya terserempet anak panah musuh. Nusaibah tdk dapat menahan diri lgi, menyaksikan hal itu. Ia bangkit dengan gagah berani. Diambilnya pedang prajurit yg tewas itu. Dinaiki kudanya. Lantas bagaikan singa betina, ia mengamuk. Musuh banyak yg terbirit-birit menghindarinya. Puluhan jiwa orang kafir pun tumbang.

Hingga pada suatu waktu ada seorang kafir yg mengendap dari arah belakang, dan langsung menebas putus lengan kirinya. Nusaibah pun terjatuh, terinjak-injak oleh kuda. Peperangan terus berjalan. Medan pertempuran makin menjauh, sehingga tubuh Nusaibah teronggok sendirian.

Tiba2 Ibnu Mas’ud menunggang kudanya, mengawasi kalau ada orang yg bisa ditolongnya. Sahabat itu, begitu melihat ada tubuh yg bergerak-gerak dengan susah payah, dia segera mendekatinya. Dipercikannya air ke muka tubuh itu.

Akhirnya Ibnu Mas’ud mengenalinya, Isteri Said-kah engkau? Nusaibah samar-sama memperhatikan penolongnya. Lalu bertanya, Bagaimana dengan Rasulullah?.. Selamatkah baginda?.

Baginda Rasulullah saw  tdk kurang suatu apapun…

engkau Ibnu Mas’ud, bukan?.. Pinjamkan kuda dan senjatamu kepadaku….

engkau masih terluka parah, Nusaibah….

engkau mau menghalangi aku untuk membela Rasulullah saw 

Terpaksa Ibnu Mas’ud menyerahkan kuda dan senjatanya. Dengan susah payah, Nusaibah menaiki kuda itu, lalu menderapkannya menuju ke medan pertempuran. Banyak musuh yg dijungkir balikkannya. Namun karena tangannya sudah buntung, akhirnya tak urung juga lehernya terbabat putus oleh sabetan pedang musuh. Gugurlah wanita perkasa itu ke atas pasir. Darahnya membasahi tanah yg dicintainya.

Tiba2 langit berubah mendung, hitam kelabu. Padahal tadinya langit tampak cerah dan terang benderang. Pertempuran terhenti sejenak.

Rasul kemudian berkata kepada para sahabatnya, Kalian lihat langit tiba2 menghitam bukan? Itu adalah bayangan para malaikat yang beribu-ribu jumlahnya. Mereka berduyun-duyun menyambut kedatangan arwah Nusaibah, wanita yang perkasa.

Subhanalloh..
Allohu Akbar..
Allohu Akbar..
Allohu Akbar..

Tanpa pejuang sejati seperti dia, mustahil agama Islam bisa sampai dengan damai kepada kita yg hidup di jaman sekarang. Semoga Alloh swt  menempatkan mereka, dan kita semua di Syurganya disamping Rasulullah saw, Aamiin. Apa yg telah kita perbuat untuk menegakkan Dienullah Islam?

Kisah penuh inspiratif ini seharusnya dapat menggugah jiwa juang kita, agar tdk cengeng melepas anak2 yg sedang berjuang. Kalo ingin anak menjadi kuat, maka kita harus menjadi ibu yg kuat terlebih dahulu.

Dunia Sementara Akhirat Selamanya.. 
Di hina di dunia sementara 
Terhina di akhirat selama-lamanya. 
Salam ukhuwwah 
Semoga yg menshare menjadi pahala menyebarkan untuknya aamiin. 
Wassalaam... 
IBNU MUSA

Berlangganan update artikel terbaru via email:

Iklan Atas Artikel

Iklan Tengah Artikel 1

Iklan Tengah Artikel 2

Iklan Bawah Artikel