Kisah Nyata Oleh Khatib Jum'at di Masjid An-Nur Gaza
Minggu, 06 Januari 2019
- Keluarga miskin tak takut mati kelaparan karena yakin ALLAH MAHA KAYA.
.
Berikut kisahnya, Minggu lalu, jam 10 pagi saya di kontak oleh sebuah keluarga tinggal di Khan Yunis Gaza Selatan, mereka mengimbau pemuda asing itu bertamu kerumah mereka.
.
Sang pemuda memenuhi permintaan mereka, tibalah pemuda asing dirumah keluarga tsb. Saat memasuki rumah, terlihat 5 anak sedang duduk disudut gubuk, anak tertua tua usia 5th, suaminya terbaring sakit keras diatas tempat tidur beralas tikar, istrinya sedang hamil tua.
.
Istrinya bercerita: Suami saya sakit jalan 1th dan tak mampu beli obat atau berobat, terakhir diperiksa oleh dokter bahwa suami saya mengalami sakit kanker dan harus dioperasi, dia menghabiskan harinya diatas tempat tidur, tak kuat mencari nafkah.
.
Anak kami sering menangis karena kekurangan makanan, kami tidak kelaparan dan tidak takut mati kelaparan karena yakin ALLAH maha kaya, saya sedang hamil dan Anak2 kondisi seperti itu sedikit pun tidak berniat keluar untuk meminta-minta.
.
Mendengar hidup pilu dan sengsara, pemuda asing itu menyerahkan bantuan uang tunai tak seberapa sesuai kemampuan untuk kebutuhan makan mereka, biaya berobat dan biaya persalinan sang Ibu, saat menyerahkan uang dalam amplop, sang pemuda asing mengatakan kepada ibu dan suaminya terbaring sakit:
Baca juga : Bertambahnya saudara muslim dari negeri jepang
Uang tak seberapa itu, digunakan untuk proses operasi, proses melahirkan dan kebutuhan makanan dirumah.
Dirumah sakit, saat proses operasi si suami berdoa dan meminta kepada dokter untuk mendoakan nya, ALHAMDULILLAH proses operasi berhasil dan berjalan lancar.
.
Isteri nya dirumah merasa sakit dibagian perut pertanda akan melahirkan, dengan uang tsb ibu naik angkutan kerumah sakit di Shifa Gaza City, tibanya di Rumah Sakit: Ibu harus dioperasikan karena sudah lewat jadwal melahir dan hasil pemeriksaan bahwa sang bayi dalam kondisi lemah, demikian juga ibu.
.
Dengan uang tsb dia gunakan untuk proses operasi (Caesaria/Sesar),sebelum proses operasi dia berdoa dan meminta dokter untuk mendoakan: Proses operasi selesai,sang ibu mengalami koma sedang bayi dalam kondisi lemah dan panas tinggi, kedua nya dilarikan ke ruang intensif.
.- Uang tak seberapa itu, digunakan untuk proses operasi, proses melahirkan dan kebutuhan makanan dirumah.
- .
Dirumah sakit, saat proses operasi si suami berdoa dan meminta kepada dokter untuk mendoakan nya, ALHAMDULILLAH proses operasi berhasil dan berjalan lancar.
. -
Isteri nya dirumah merasa sakit dibagian perut pertanda akan melahirkan, dengan uang tsb ibu naik angkutan kerumah sakit di Shifa Gaza City, tibanya di Rumah Sakit: Ibu harus dioperasikan karena sudah lewat jadwal melahir dan hasil pemeriksaan bahwa sang bayi dalam kondisi lemah, demikian juga ibu.
.
Dengan uang tsb dia gunakan untuk proses operasi (Caesaria/Sesar), sebelum proses operasi dia berdoa dan meminta dokter untuk mendoakan: Proses operasi selesai, sang ibu mengalami koma sedang bayi dalam kondisi lemah dan panas tinggi, kedua nya dilarikan ke ruang intensif.
.
Jelang beberapa jam kemudian hasil pemeriksaan dokter: ALHAMDULILLAH ibunya sadar, sang bayi mulai bernafas normal, suhu badan mulai turun.
.
Kuasa ALLAH, dengan uang tsb: Suami nya berhasil dioperasi, Anak2 dirumah memperoleh makanan, selimut hangat, istrinya berhasil dioperasi dan sang bayi pun selamat.
.
Saat mendengar berita itu, sang pemuda asing sujud syukur, berdoa dan tak lupa mendoakan para dermawan tak henti-hentinya membantu suadara mereka di Palestina.
.
Saudara ku!
Kita bantu mereka membutuhkan maka pasti kita terbantu, menyebar kasih sayang pasti kita disayang, mendoakan maka pasti kita didoakan, membantu mereka ditimpa musibah dan persoalan hidup maka pasti kita terbebas dari permasalahan kita hadapi, QADARULLAH atas kehendak ALLAH.
.
اخي المسلم و اختي المسلمة Bersedekahlah Walau dengan. Separuh Kurma .
Sabda Rasulullah shallahu alahi wasallam: “Berlindunglah kalian dari api neraka walaupun dengan separuh kurma” (Muttafaq ‘Alaih).
Kisah nyata ditulis di Gaza Palestina, 4 Januari 2019 oleh Abdillah Onim