Sejarah Bilal bin ra'bah
Jumat, 11 Januari 2019
"Buah kesabaran dan perjuangan orang - orang yang beriman". Pada tahun 6 H, dinamika yang terjadi di Jazirah Arab semakin menguntungkan kaum Muslimin. Hawa - hawa kemenangan semakin terasa.
Maka di tahun itu , di hari Senin tanggal 1 Dzulqa'dah, Rasulullah SAW memutuskan untuk berangkat ke Mekkah untuk ibadah umrah. Selama 6 tahun lamanya, kaum Muslimin dihalangi untuk beribadah di Masjidil Haram.
Kerinduan akan beribadah di sisi Ka'bah semakin bertambah - tambah. Mimpi Rasulullah SAW bahwa kaum Muslimin akan beribadah di sana semakin menambbah optimisme mereka untuk bisa memasuki Mekkah. Hewan - hewan ternak kemudian dikalungkan dan diberi tanda.
Rasulullah SAW dan para sahabat juga mengenakan pakaian ihram. Kaum muslimin memberikan pesan pada Quraisy Mekkah bahwa mereka datang untuk ibadah bukan untuk berperang. Namun, kaum Quraisy menolak kedatangan kaum Muslimin. Mereka mempersiapkan persenjataan dan pasukan utnuk menghalangi kaum Muslimin.
Rasulullah SAW memerintahkan kaum Muslimin untuk berhenti di Hudaibiyah. Di sanalah negoisasi antara kedua belak pihak dilakukan. Beberapa petinggi dari Mekkah datang untuk bernegoisasi.
Rasulullah SAW menawarkan perdamaian dan gencatan senjata pada mereka. Rasulullah SAW juga berupaya mengirimkan utusannya untuk bernegoisasi dengan para pemimpin Quraisy di Mekkah.
Beliau menunjuk Utsman bin Affan Radhiallahu Anhu. Tak lama kemudian tersiar kabar bahwa Utsman dibunuh di Mekkah. Rasulullah SAW kemudian memanggil sahabatnya untuk bebaiat. Baiat untuk memerangi kaum Musyrikin pun dilakukan.
Baiat yang dilakukan di bawah sebuah pohon ini dikenal dengan nama Baiat Ridwan. Quraisy Mekkah mengetahui tekad Rasulullah SAW untuk memerangi mereka. Suhail bin Amru kemudian dikirim untuk bernegoisasi kembali.
Utsman ternyata masih hidup dan kembali dalam keadaan selamat. Perjanjian antara kaum Muslimin dan Musyrikin pun dibuat. Salah satu butir perjanjian tersebut adalah kaum Muslimin harus pullang pada tahun tsb dan tidak boleh memasuki Mekkah kecuali tahun depan.
Kaum muslimin diberi waktu 3 hari untuk kembali ke madinah. Gencatan senjata juga disepakati selama 10 tahun lamanya. Kabilah yang ingin bergabung ke masing - masing pihak dipersilahkan. Penyerangan terhadap kabilah tertentu dianggap sebagai pelanggaran perjanjian.
Kabilah dari Bani khuza'ah memutuskan bergabung dengan kaum Muslimin . Sedangkan bani bakr memilih bersekutu dengan musyrikin mekkah. Kaum muslimin kemudian kembali ke Madinah dalam keaadan murung.
Di antara mereka ada yang kecewa pada butir - butir perjanjian yang telah disepakati. Namun kemurungan itu berubah menjadi senyum kebahagia ketika Allah menurunkan Surah Al-Fath [Kemenangan] pada Rasul-Nya.
Kejadian penting pada tahun 7 H, yakni para pemuda terbaik Mekkah, Khalid bin Walid, Amru bin Al-Ash dan Utsman bin Thalhah masuk Islam. Rasulullah mengirimkan sejumlah utusan untuk menyebarkan dakwah Islam ke sejumlah pemimpin di Jazirah Arab dan luar Jazirah Arab.
Pada tahun itu juga, sesuai perjanjian Hudaibiyah, Rasulullah SAW dan sahabatnya diperkenankan memasuki Mekkah untuk melaksanakan Umrah. Di tahun 8 H, Quraisy Mekkah melakukan kesalahan yang sangat fatal.
Mereka secara diam-diam membantu Bani Bakr menyerang Bani Khuza'ah. Upaya penyerangan terhadap sekutu kaum Muslimin tsb telah melanggar perjanjjian yang telah disepakati di hudaibiyah dua tahun sebelumnya.
Quraisy Mekkah menyadari telah membuat kesalahan fatal. Abu Sufyan kemudian dikirim ke Madinah untuk memperbaharui perjanjian. Rasulullah SAW menolak bertemu dengan Abu Sufyan, lantaran Quraisy telah melanggar perjanjian yang telah disepakati bersama di Hudaibiyah.
Kondisi internal kaum muslimin saat itu telah mapan. Meraka telah berhasil menundukkan para pengkhianat dari kalangan yahudi madinah. 10.000 pasukan berhasil dikumpulkan. Di hari ke -10 Ramadhan 8 H mereka pun bergerak bersama di bawah komando Rasulullah.
Abu sufyan diikutksertakan dalam pasukan dan dia menyaksikan betapa besar jumlahnya. Dia kemudia dibebaskan untuk mengabarkan pada kaumnya. "Barangsiapa memasuki rumah Abu Sufyan, dia aman. Barangsiapa yang menutup pintunya atau masuk masjid, dia juga aman", teriak Abu Sufyan.
Beberapa orang Quraisy enggan mendengar perintah Abu Sufyan. Mereka kemudian menghunus pedangnya untuk melawan kaum muslimin. Mereka berhasuk dikalahkan oleh pemuda yang pernah menjadi sahabat mereka sendiri, yang kini telah menjadi prajurit islam, Khalid bin Walid. Allahu Akbar.
Allah Maha Besar. Di hari jum'at yang penuh berkah, di tanggal 20 Ramadhan 8 Hijriyah, kaum muslimin berhasil membebaskan kota Mekkah. Rasulullah SAW memasuki Mekkah dalam keadaan menundukkan kepala sambil membaca QS. Al-Fath dengan penuh penghayatan. Rasulullah SAW kemudia bersabda, "Ini adalah hari di mana Allah mengagungkan Ka'bah." Beliau pun thawaf di Ka'bah.
Berhala -berhala yang selamaini dijadikan sesembahan , diagungkan dan dimuliakan dihancurkan sampai tak tersisa. Patung - patung tsb sungguh tak berdaya melindungi diri mereka sendiri dari hantaman pedang orang - orang beriman.
Jadi untuk apa disembah? Bilal SAW, sahabat Nabi yang berkulit hitam kemudia diperintahkan untuk menaiki Ka'bah. Dengan lantang, Bilal kemudia mengumandangkan adzan. Dahulu ia pernah dihinakan karena warna kulit dan status sosialnya yang rendah di tengah - tengah masyarakat kota Mekkah.
Bilal kemudian memberikan pelajaran bahwa semua anak Adam setara di sisi Allah SWT, yang membedakan hanyalah iman dan taqwanya. Suara lantangnya bergema di angkasa, mengajak manusia untuk keluar dari lembah kegelapan menuju cahaya islam yang terang benderang.
"Allahu akbar Allahuakbar Allahu akbar Allahuakbar, Asyhaduallailaha Ilallah Asyhaduallailaha Ilallah, Asyhaduannamuhammada rrasulullaah Asyhaduannamuhammada rrasulullaah". di kumandangkan oleh bilal bin ra'bah. Rasulullah SAW memberikan amnesti pada penduduk kota mekkah yang di antara mereka dahulu ada yang pernah menyiksa dirinya dan para sahabatnya.
Mereka juga tidak akan ditawan dan dijadikan budak, harta dan tanah mereka juga tidak akan dirampas dan diambil paksa. Melihat akhlak Nabi SAW yang begitu agung dan mulia, penduduk kota Mekkah dengan sukarela berbondong - bondong memeluk agama islam.
Kisah ini menjadi bukti terealisasinya janji Allah SAW untuk memenangkan orang - orang beriman yang ikhlas dalam berjuang di jalan-Nya. "Apabila telah datang pertolongan Allah dan kemenangan, dan engkau melihat manusia berbondong - bondong masuk agam Allah maka bertasbihlah dengan memuji Tuhanmu dan mohonlah ampunan pada-Nya. Sungguh, Dia Maha Penerima Taubat." [QS. An-Nashr: 1-3]
Referensi :
Ar-Rahiq Al-Makhtum. ShafiyurrahmanAl-Mubarakfuri. 2012. Ummul QuraFiqih Sirah. Muhammad Al-Ghazali. 2008.Mitra PustakaSirah Nabawiyah. Ali Muhammad Ash-Shalabi.2014. Insan Kamil
Dikutip dari Instagram @cordova.media