Kisah iblis menolong orang sholat | Al-islamu-dinu
Kamis, 24 Januari 2019
- Abdullah bin Ummi Maktum adalah salah seorang sahabat yang mulia. Dia menjadi salah satu sebab turunnya surah 'Abasa.
- Suatu hari, Abdullah bin Ummi Maktum mengikuti pengajian Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam. Dalam kesempatan itu, Rasul shallallahu 'alaihi wasallam menyampaikan akan kewajiban setiap Muslim yang mendengar adzan untuk segera menunaikan shalat. Karena kondisi fisiknya, yakni matanya yang buta, ia memberanikan diri bertanya kepada baginda Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam.
- "Wahai Rasulullah, apakah saya juga diwajibkan kendati saya tidak bisa melihat?" tanya Ibnu Ummi Maktum.
- Baginda Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam menjawab,
- "Apakah kamu mendengar seruan adzan?"
- Ibnu Ummi Maktum menjawab,
- "Ya, saya mendengarnya."
- Rasulullah shallallahu 'alaihi wasallam pun memerintahkannya agar ia tetap pergi ke masjid meskipun sambil merangkak. Maka, dengan penuh keimanan, setiap adzan berkumandang dan waktu shalat tiba, Abdullah bin Ummi Maktum pergi ke masjid untuk mendirikan jamaah shalat subuh, sekalipun dia harus pergi dengan sebatang tongkat karena buta.
- Pada keesokan harinya, seperti biasanya, Abdullah bin Ummi Maktum pergi ke masjid untuk shalat berjamaah.
- Di tengah jalan, Abdullah bin Ummi Maktum tersandung sebuah batu hingga badannya tersungkur dan sebagian batu tadi mengenai wajahnya hingga darah mengalir. Tak berapa lama kemudian, datanglah sosok lelaki tak dikenal menghampirinya, kemudian lelaki itu bertanya,
- "Paman hendak pergi kemana?"
- "Saya hendak memenuhi panggilan Ilahi," jawab Abdullah dengan tenang.
- .
- "Saya akan antarkan paman ke masjid, lalu nanti kembali pulang ke rumah," kata lelaki itu.
- Ternyata, lelaki itu menepati janjinya, diantarnya Abdullah bin Ummi Maktum pergi dan pulang ke masjid setiap hari.
- Hingga tibalah suatu saat Abdullah bin Ummi Maktum ingin tahu siap nama lelaki yang selalu mengantarnya. Namun spontan saja lelaki asing itu menjawab,
- "Apa yang paman inginkan dari namaku?"
- "Saya ingin berdoa kepada Allah Ta'ala atas kebajikan yang selama ini engkau lakukan," jawab Abdullah bin Ummi Maktum.
- "Tidak usah Paman, Paman tidak perlu berdoa untuk meringankan penderitaanku," tegasnya.
- Abdullah bin Ummi Maktum pun tersentak dan terkejut atas jawaban lelaki itu, ia pun kemudian bersumpah atas nama Allah SWT, meminta lelaki itu untuk tidak menemuinya lagi sampai ia tahu betul siapa dan mengapa ia terus memandunya menuju ke masjid tanpa mengharapkan balasan apapun. Mendengar sumpah Abdullah bin Ummi Maktum, laki-laki itu berpikir panjang, ia kemudian berkata,
- "Baiklah, akan aku katakan siap diriku sebenarnya. Aku adalah iblis," jawabnya.
- Abdullah bin Ummi Maktum tersentak kaget, dan hampir tidak percaya mendengar penuturan lelaki asing itu.
- "Bagaiman mungkin engkau menuntunku ke masjid, sedangkan dirimu menghalangi manusia untuk shalat?" tanya Abdullah.
- "Engkau masih ingat ketika dulu hendak melaksanakan shalat subuh berjamaah, lalu tersandung batu dan bongkahannya mengenai wajahmu?"
- "Iya, aku ingat," jawab Abdullah.
- "Ketahuilah, pada saat itu aku mendengar ucapan malaikat bahwasanya Allah Ta'ala telah mengampuni setengah dari dosamu. Aku takut kalau engkau tersandung untuk kedua kalinya, lalu Allah Ta'ala akan menghapuskan setengah dosamu yang lain. Oleh karena itu, aku selalu menuntunmu ke masjid dan mengantarkanmu pulang, aku khawatir jika engkau kembali tersandung untuk yang kedua kalinya," jelasnya.
Ternyata, iblis ini tidak pernah rela sedikit pun melihat hamba Allah SWT menjadi ahli ibadah, hingga ia tak segan untuk menggunakan topeng kebaikan, khawatir kalau mangsanya akan mendapatkan pahala yang berlipat ganda.
Kisah di atas menggambarkan kepada kita bahwa sesungguhnya iblis tak akan pernah berhenti untuk menggoda dan menyesatkan manusia.
Dalam hal yang baik pun, iblis selalu berusaha untuk membelokkan orang yang beriman ke arah yang dimurkai Allah SWT. Ketahuilah, sesungguhnya iblis itu adalah musuh yang nyata bagi kita. Semoga Allah SWT senantiasa membimbing dan meridhai setiap ibadah kita. Aamiin.
[Sumber : Buku Wonderful Islam]